Ketamakan
Selama beberapa minggu belakangan ini, ada orang-orang yang menanyakan pendapat saya tentang beberapa macam tawaran investasi dengan keuntungan yang menggiurkan. Dengan berbagai alasan, banyak di antara mereka yang sebenarnya sudah menginvestasi uangnya tetapi ada kekuatiran sehingga pura-pura meminta pendapat. Juga yang karena dampak korona sehingga penghasilan menurun takut asset akan berkurang, sehinga perlu mencari penghasilan tambahan. Ada juga yang karena penurunan suku bunga deposito yang sekarang hanya berkisar 2.5%-3.5% per tahun, merasa perlu untuk mencari bentuk investasi lain yang memberikan yield yang lebih menguntungkan.
Saya hanya ingatkan agar berhati-hati karena dalam pelayanan saya menemukan banyak orang yang karena tergiur dengan janji keuntungan yang besar kemudian berakhir tragis, mau untung malah buntung. Ada aktivis di persekutuan kami yang ibunya mengalami kerugian sekitar 12 milyar, karena diajak oleh besannya untuk ikut dalam suatu investasi money game. Si besan di awal-awal ikut mendapat keuntungan besar setiap bulannya, sehingga mengajak ibu aktivis ini. Melihat bukti keuntungan si besan, si ibu langsung mencemplungkan dananya, dan tidak lama kemudian perusahaan investasi itu lenyap tanpa kabar berita. Si ibu memang sudah mendapat untung selama beberapa bulan, tetapi dibanding dana yang dia investasikan, keuntungan itu cuma secuil tapi yang hilang tidak tanggung-tanggung. Seakan mendapat sebutir telur ayam, tetapi kehilangan ayam petelur sekandang. Hubungan antar besan juga jadi rusak karena si ibu merasa ditipu oleh mertua anak lakinya. Yang kasian posisi anak lakinya, kalau dia berkunjung ke rumah mertuanya, ibunya akan ngamuk, buat apa ke rumah penipu?! Kacau dah, terjepit di antara ibu kandung dan ibu mertua.
Ada juga yang waktu ibadah datang minta didoakan karena uang yang dia investasikan di uang crypto rugi sampai beberapa milyar. Saya tidak sempat tanya kronologisnya dan saya juga tidak merasa terbeban untuk mendoakan masalah-masalah seperti itu. Biasanya saya jawab singkat: Silahkan doa sendiri. Karena berharap Tuhan tolong di kasus-kasus seperti itu adalah sia-sia. Sampai sekarang saya belum pernah mendengar ada mujizat uang yang hilang dalam investasi seperti itu bisa kembali. Jadi doakan yang mungkin saja, daripada yang sia-sia buang waktu dan energi.
Lho koq gitu pak, kan bagi Tuhan tidak ada yang mustahil dan bagi orang yang percaya tidak ada yang mustahil, kata firman Tuhan?
Kalau seperti ini ditolong terus orang tidak akan pernah berubah, kadang perlu pengalaman paling pahit dan paling menyakitkan untuk menyadarkan dan mengubah seseorang. Jangan asal ndelok coan langsung ciak, karena sudah bosan hidup dalam kondisi coan ciak. Itu akan membuat orang malah mengalami ciak si, yang lebih parah dari ciak cay. Yang tidak ngerti bisa tanya engkoh di toko sebelah.
Pernah sehabis ibadah sepasang suami istri paruh baya mencegat saya di pintu lift, minta didoakan, berlian mereka senilai 30 milyar dibawa lari teman bisnisnya. Pasangan ini datang pertama kali ke persekutuan kami, dan sudah jadi tradisi yang pertama kali datang langsung membawa masalahnya yang besar. Susah ke sini, senang ke sana, persis lagu potong bebek angsa. Padahal ada aturan yang jelas bahwa untuk mendapat pelayanan doa pribadi setelah ibadah mereka minimal harus sudah dua kali hadir dalam ibadah. Sekalipun persekutuan kami namanya persekutuan pendewasaan rohani, tetap saja ada yang datang semata-mata untuk mencari solusi masalah bukan untuk mencari Tuhan. Dan dalam siaran-siaran radio juga saya selalu ingatkan, tetapi tetap saja ada yang datang cuma minta didoakan masalahnya. Tidak tertarik untuk belajar jalan-jalan Tuhan, maunya jalan seenaknya sendiri. Ketika masuk jurang atau ketemu jalan buntu, datang ke Tuhan minta Tuhan tolong angkat kembali dan bukakan jalan baru supaya mereka bisa terus berjalan mengejar obsesi mereka sendiri.
Tobatmu kapan?
Bahkan ada yang hadir di doa semalam yang dimulai dari jam 22:00 sampai jam 06:00, tetapi waktu orang menyembah dan bermazmur, dia hanya sibuk main hp dan merekam ibadah untuk di share entah ke siapa. Tetapi orangnya rajin hadir, dan selama ibadah hanya selalu sibuk main hp saja. Luar biasa kan? Ada juga yang hadir di doa semalaman semata-mata untuk menunjukkan bahwa dia bisa menerabas aturan di persekutuan. Waktu datang selalu bawa teman-teman yang bermasalah dan dengan santai langsung menyuruh saya mendoakan teman-temannya. Padahal jelas kalau belum pernah hadir minimal dua kali tidak ada pelayanan doa pribadi. Memang banyak ODGJ di mana-mana.
Sekitar pertengahan tahun 2000, ada pengusaha Surabaya yang mengajak saya ke Jakarta, katanya sih hanya untuk jalan-jalan. Jadi saya ikut, sampai di Jakarta ternyata dia menyuruh saya mendoakan suatu gathering investasi dalam bentuk money game. Investasinya terbagi menjadi lot-lot, tiap lot bernilai jumlah uang tertentu, dan dalam 7 bulan, investasi itu dijanjikan akan mendapat keuntungan sekian puluh persen. Jengkel sekali saya ketika tahu tujuannya mengajak saya ke Jakarta ternyata seperti itu. Saya orang yang skeptis dan pragmatis terhadap terhadap hal-hal yang seperti itu. Semakin menggiurkan janji keuntungan, maka pasti semakin tidak masuk akal. “Too good to be true,” kata orang. Makin penuh angin surga berhembus justru membuat nyala api sepanas neraka makin berkobar di akhirnya. Apalagi kalau sudah membungkusnya dengan ayat-ayat Firman Tuhan seperti; “investasi ini adalah berkat di masa sulit, jalan keluar di masa pandemik, kami tawarkan sebagai alat menyalurkan berkat Tuhan”. Hihihihi, hahahahahaha.
Saya ingat pernah diberikan bubuk pembersih serba guna dari seorang Kristen, produksi suatu organisasi pelayanan. Kata dia produk ini bagus. Merknyapun sangat berbau Kristen, ketika saya coba pakai ternyata cuma sampah tanpa kualitas. Saya coba bersihkan karat, ya tidak ada pengaruh apapun. Luar biasa organisasi pelayanan ini, benar-benar memanfaatkan sentimen agama untuk jual produk.
Dan yang paling akhir adalah tentang robot trading, karena banyak yang sangat menggiurkan keuntungannya. Beberapa tahun lalu sebelum robot trading booming, saya bertanya kepada keponakan saya yang tamatan luar negeri dan praktisi forex. Dari dia saya mendapat gambaran bentuk investasi ini. Kemudian saya juga banyak bertanya kepada analis dan praktisinya, supaya saya juga mendapat info yang cukup tentang bentuk investasi ini. Walau sejak dulu mata pelajaran ekonomi adalah salah satu pelajaran yang saya paling benci, selain fisika.
Beberapa waktu lalu di Kompas.com juga ada menyinggung tentang praktek investasi robot trading. Seorang pengamat dan praktisi investasi Desmond Wira menyebutkan di artikel itu banyak kejanggalan di platform robot trading tertentu antara lain: tingginya rasio keuntungan dibanding kerugian, bahkan ada yang winning rate nya sampai 90%. Yang menurut dia tidak masuk akal karena George Soros pun akurasinya hanya 30%-50%. Dan banyak yang tidak terdaftar di Indonesia. Juga skema member get member yang dipertanyakannya, kalau untung terus buat apa skema ini. Link beritanya: Uang Bisa Hilang Seketika, Ini Modus Investasi Bodong Berkedok Robot Trading
Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L. Tobing juga mengatakan jangan sekali-kali melakukan investasi perdagangan berjangka komoditi ke pihak lain yang bukan perusahaan perdagangan berjangka komoditi yang berijin dari Bappebti. Link beritanya: Waspadai Penipuan Investasi Forex dengan Robot Trading, Ini Ciri-cirinya
Tetapi banyak yang tetap berani bergabung dengan perusahaan-perusahaan off shore seperti ini dengan dalih kalau terdaftar di Indonesia nanti banyak potongan macam-macam dari keuntungan yang diraih. Lha, kalau perusahaannya hilang lenyap membawa semua uang itu, mau dicari kemana?
Beberapa tahun ini kita tahu banyak investasi bodong yang merugikan masyarakat dengan nilai yang fantastis, dan dana tidak pernah bisa ditarik Kembali, itupun perusahaan dalam negeri, apalagi perusahaan off shore yang tidak terdaftar di negara kita. Tetapi seringkali ketamakan akan bayangan keuntungan besar membuat rasio dan akal sehat mati. Kita tahu peribahasa sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna. Tapi mana ada orang menyesal di awal sebelum mengalami kejadian yang tidak diharapkan?
Kembali ke inti renungan kita, pandemi yang berkepanjangan sangat berpengaruh di bidang ekonomi. Sehinga banyak orang yang dulunya punya pendapatan tetap, usaha yang baik sekarang jadi merosot dan turun. Sehingga perlu ada tindakan untuk mencari solusi untuk mendapatkan sumber penghasilan baru. Tetapi itu tidak berarti semua tawaran indah luar biasa di depan mata adalah jalan yang Tuhan bukakan sebagai saluran berkatNya. Kita tahu ketika orang di padang pasir mereka akan sering melihat mata air atau kubangan air dalam khayalan mereka yang disebut fatamorgana. Mata seakan mata air di depan mata, tetapi yang dilihat itu sebenarnya hanya hamparan pasir.
Kita disebut orang percaya, pengikut Kristus, tetapi kita percaya kepada Tuhan di aspek apa saja? Percaya Dia juru selamat, percaya Dia penebus? Tetapi tidak percaya pemeliharaan ilahiNya? Tidak mengerti bahwa Dia punya jalan-jalan yang Dia tetapkan di hidup kita? Tidak lari kepada Tuhan dalam segala hal, datang kepadaNya hanya ketika semua sudah buntu, hancur, dan tidak ada yang tersisa? God is used as a last resort? Kita harus pertama datang kepadaNYa dalam segala hal, bukan menjadikannya pilihan terakhir ketika tidak ada lagi pilihan lain. Tuhan hanya dijadikan “tambal butuh.” Kekuatiran kita akan hari esok karena penghasilan yang menurun, asset yang berkurang, kebutuhan yang terus bertambah sementara penghasilan tetap bahkan menurun, kiranya membuat kita lari kepada Tuhan, bukan dengan kekuatan sendiri mencari-cari jalan keluar sendiri. Walaupun ada tertulis;
Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut. – (Amzal 14:12)
Tetapi tetap saja ada sejumlah orang yang yang merasa dengan penuh iman percaya jalan yang mereka ambil adalah jalan yang Tuhan bukakan bagi mereka. Sekalipun mereka tidak pernah mendapat penyataan, petunjuk, peneguhan bahwa itu memang jalan yang dibukakan Tuhan bagi mereka. Waktu dalam kesulitan, tekanan kebutuhan, terus mendapat angin surga investasi yang pasti menguntungkan dan untungnya luar biasa besar, pasti langsung menganggapnya itu pasti jawaban dari Tuhan—ini hikmat yang luar biasa sesatnya. Ingat iblis datang kepada Yesus setelah Ia berpuasa 40 hari 40 malam, bukan ketika Dia diundang makan orang Farisi.
Sekarang kita akan melihat pengajaran Tuhan tentang ketamakan. Luk 12:13-21:
Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: “Guru, katakanlah kepada saudara supaya ia berbagi warisan dengan aku. “Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?”
Kata-Nya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.”Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: “Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.”
Sengaja saya memulai dari ayat 13 bukan ayat 14, padahal di ayat 14 lah yang menyinggung tentang ketamakan. Kalau kita teliti di ayat-ayat di atasnya, Yesus sedang mengajar, Dia tidak sedang menyembuhkan atau melakukan mujizat. Dan satu orang dari orang banyak yang mendengar Dia mengajar memintaNya untuk menyuruh saudaranya agar mau membagi warisan dengannya. Padahal pokok pengajaran yang sedang disampaikanNya tidak ada hubungan sama sekali dengan sengketa warisan.
Sampai hari ini terlalu banyak orang yang ikut Yesus seperti ini, duduk mendengar Firman Tuhan tapi tidak ada satu kata, ayat yang masuk, yang ada cuma menunggu kesempatan untuk mengajukan keinginan, harapan, dan masalah pribadinya saja dan menyuruh Yesus untuk melakukan keinginan pribadinya. Sangat sedikit yang tertarik akan pengajaran Firman Tuhan, sisanya hanya datang supaya Yesus mengabulkan keinginannya saja. Mereka menderita autis rohani super berat.
Saya ingat di awal tahun 2000-an sebagai pelayan Tuhan dengan karunia pengajar dan nubuatan, dalam pelayanaan ibadah di banyak tempat saya, ketika sesi Firman Tuhan jemaat yang hadir paling banyak separo, tetapi setelah masuk sesi nubuatan tiba-tiba ruangan jadi penuh sesak menunggu nubuatan dan mengantri doa-doa pribadi. Ternyata ketika pemberitaan Firman mereka menunggu di luar atau di tempat lain, baru setelah sesi nubuat mereka masuk atau menelpon teman atau keluarganya menginformasikan sesi nubuat segera dimulai. Mereka menyukai nubuat tetapi tidak suka diajar Firman Tuhan. Dia pikir janji Tuhan terlepas dari kehidupan untuk jadi pelaku Firman Tuhan dengan berpegang pada ayat dalam 2 Timotius 2:13
jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.
Padahal maksud ayat ini berbeda jauh dari pengertian yang ada di otak mereka, yang beranggapan sekalipun hidup kita tidak sesuai dengan kehendakNya, janji-janji pribadiNya bagi hidup kita tetap akan tergenapi. Alkitab jelas mengajarkan bahwa janji pribadi Tuhan kepada orang-orang tertentu mempunyai syarat. Dan janji itu tidak akan digenapi Tuhan ketika syarat-syaratnya tidak terpenuhi. Ingat orang Israel di Mesir Tuhan janjikan akan membawa mereka ke Kanaan, tetapi hanya 2 orang, Kaleb dan Yosua yang layak melihat kegenapan janji itu, yang lain semua mati di padang gurun. Bahkan Tuhan dengan tegas memperingatkan orang-orang yang tidak suka akan hukum-hukumNya di Amzal 28:9:
Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.
Saya juga ingat beberapa tahun lalu kami ada buka persekutuan di salah satu restoran di daerah Manyar Kertoarjo, yang dihadiri sekitar 150-an orang. Mereka mencari nubuatan dan doa-doa pribadi, sehingga sampai dini hari saya masih diantri prayer line, yang kalau tidak saya hentikan bisa sampai pagi mereka rela menunggu asal dapat doa pribadi dan nubuat. Banyak yang datang setelah ibadah selesai untuk mencari doa pribadi, sehingga setelah cukup lama mengamati kelakuan tidak sehat ini, akhirnya saya umumkan bahwa di persekutuan yang akan datang tidak ada doa pribadi dan nubuat, kita mau menjadi dewasa di dalam Tuhan. Dan di sesi kemudian yang hadir langsung hanya tersisa 30 orang, karena pengumuman tidak ada lagi sesi nubuat dan doa pribadi. Luar biasa, kan? Menolak pengajaran dan hanya mencari nubuat dan doa pribadi. Mereka masih merasa saya seperti sebelum tahun 2002 yang masih bernubuat dan melayani prayer line berapapun panjang antriannya. Padahal di tahun 2002 saya mulai mendapat tugas dalam visi yang berbeda, dengan tegas Roh Kudus katakan; “Berhenti bernubuat, sekarang dewasakan umatKu!”
Walau saya memiliki beberapa karunia roh yang Tuhan beri untuk memperlengkapi pelayanan saya, bukan itu yang utama apalagi menjadi fokus pelayanan. Menjadi seperti yang Tuhan kehendakilah yang menjadi fokus utama semua kegiatan hidup dan ibadah kita. Bahkan saya ingat ada kandang sangat besar yang mengundang saya dengan syarat sampaikan firman 15 menit saja dan teruskan dengan nubuat dan doa-doa pribadi. Dia pikir kami dukun Kristen atau hamba Tuhan merangkap ahli gwamia ramal nasib. Angel, wes, angel. Dan dari pada melacurkan karunia-karunia Roh, undangan itu saya tolak karena firman Tuhanlah yang utama, karunia nubuat hanya pelengkap, bukan sebaliknya.
Berkatalah mereka: “Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan firman. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!” – (Yeremia 18:18)
Jelas tugas imam Tuhan adalah mengajar umat Tuhan, bukan bertindak sebagai peramal nasib apalagi sebagai pakar penyebar PHP kepada umat Tuhan.
Kata-Nya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.”
Tuhan memakai kata berjaga dan waspada, jadi harus ada kehati-hatian ekstra terhadap ketamakan. Apakah ingin mempunyai harta lebih, penghasilan lebih, kehidupan yang lebih nyaman termasuk ketamakan? Kita kadang bingung apa batasan yang jelas tentang ketamakan dan keinginan yang wajar. Dari ayat ini kita mengambil beberapa pengertian yang akan menolong kita untuk mengerti lebih jelas tentang ketamakan. Pertama menginginkan harta yang berlimpah-limpah. Tidak pernah merasa cukup dengan apa yang sudah dimiliki, tetapi terus mencari, mengumpulkan dan menumpuknya. Ini juga berarti penghasilan dikejar sebanyak-banyaknya dan pengeluaran diusahakan sekecil-kecilnya agar lebih cepat bertumpuk. Obsesi menjadi sangat kaya sering membuat orang gelap mata menempuh segala macam cara untuk mendapatkannya, termasuk mengorbankan orang lain, hak orang lain. Dan kata berbagi untuk yang butuh akan menjadi kata asing bagi mereka. Yang ada hanya kata tabur tuai—apapun yang dilakukan adalah sebagai bentuk investasi, bukan persembahan dan pemberian yang tulus. Apalagi kata pengorbanan tidak akan ada dalam kamus hidup mereka, yang ada malah praktek untuk mengorbankan.
Yang menarik Yesus mengajar tentang ketamakan di tengah kerumunan banyak orang, bukan di persekutuan yang kecil. Jadi ini masalah serius pada banyak orang yang ikut Dia.
Kedua, hidup dinilai hanya dari sudut materi saja. Tidak punya materi dianggap tidak hidup, tidak ada harga atau nilainya. Jadi hanya akan bersyukur kalau punya asset banyak, tidak akan bisa bersyukur untuk kesehatan, damai sejahtera, sukacita, kebaikan-kebaikann Tuhan yang bersifat non materi. Fokus dan nilai utama adalah materi dan asset harta duniawi. Entah maling, koruptor, pendosa, penjinah, penipu—yang penting kaya—itu yang akan dihargai dan dihormati. Sistem nilai yang tidak sesuai firman Tuhan. Sehingga hidup benar, hidup kudus, tidak penting, yang paling utama adalah di hidup ini harus kaya. Jadi dari sini kita bisa melihat relevansi antara khotbah dengan tema kamu akan diperkaya, dibuat sukses, diangkat tinggi—jauh lebih sering dibanding dengan khotbah hidup dalam ketaatan, kekudusan dan kebenaran firman Tuhan. Yang satu mengobarkan roh ketamakan dan yang satu makin tunduk kepada firman Tuhan. Tetapi kita tahu tema khotbah mana yang paling sering didengungkan dari mimbar dan paling digemari dan ditunggu jemaat dan tema khotbah mana yang tidak populer sekalipun itu yang dikehedaki Tuhan.
Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
Yang dipikirkan hanya dirinya sendiri, dalam segala kelimpahan ia tidak pernah memikirkan orang lain yang kurang beruntung. Saya ingat tahun lalu Roh Kudus mengatakan melalui pandemik ini Dia juga menguji umatNya—apakah bisa berbagi dengan orang lain, atau masih tetap egois hanya memikirkan diri sendiri saja. Apakah percaya akan pemeliharaan Tuhan atau tetap dikuasai kekuatiran bila memberi dan berbagi dengan yang membutuhkan malah diri sendiri akan kekurangan?
Banyak orang bisa menghafal kata-demi kata cerita tentang janda Sarfat yang membagi makanan terakhirnya dengan Elia, tetapi yang punya persediaan yang tidak habis bertahun-tahun tetap saja tidak mau berbagi. Pengetahuan tanpa praktek nyata adalah penipuan terhadap iman kita sendiri. Kita yang disebut sebagai orang percaya ternyata sering menunjukkan sikap dan kelakuan sebagai orang yang tidak percaya Tuhan dan kebenaran FirmanNya. Iman tanpa perbuatan adalah mati.
Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
Kita lihat di sini orang tamak tidak punya kepekaan dan kepedulian sosial, yang ada hanya memperbesar kapasitas menyimpan, menimbun bagi dirinya sendiri. Dalam cerita Lazarus dan orang miskin, jelas sekali si orang kaya tiap hari berpesta, tetapi Lazarus yang sakit terbaring di pintu gerbangnya tidak pernah mendapart simpati perhatian apalagi tindakan dan perbuatan kasih darinya. Sehingga yang aneh adalah ketika dia mati dia langsung melewati jalan tol—disiksa tanpa perlu menunggu pengadilan Kristus—sedangkan Lazarus langsung ada di pangkuan Abraham. Padahal firman Tuhan mengajarkan bahwa kelak ada kebangkitan orang mati untuk disiksa kekal atau hidup kekal di surga. Rupanya jalan tol ke neraka adalah diberkati tetapi tidak ada simpati kepada orang lain yang kurang beruntung— hidup yang sepenuhnya egosentris.
Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
Kita melihat hidupnya hanya sampai mengurusi masalah fisik dan jiwa, tidak sampai mengurusi masalah dan kebutuhan roh. Firman Tuhan dengan jelas mengatakan bahwa manusia terdiri dari roh, jiwa, tubuh
Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. – (1 Tesalonika 5:23)
Sebagai orang percaya kita harus memperhatikan kebutuhan roh kita agar hidup, sehat dan bertumbuh, bukan hanya mengejar semua yang menyukakan dan memuaskan jiwa saja.
Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. – (Yohanes 4:34)
Roh manusia kita akan sehat dan bertumbuh ketika kita melakukan kehendak Tuhan. Walau kita sudah terlalu lama dicekoki pengertian yang salah bahwa mendengar dan membaca firman adalah memberi makan roh kita. Padahal mendengar itu hanya icip-icip makanan, tetapi melakukan firman Tuhan barulah benar-benar menjadikan firman sebagai makanan roh kita. Orang yang jadi pelaku firman akan memiliki roh yang semakin kuat untuk melewati jalan terjal kehidupan. Sedangkan orang yang hanya mengimani janji dalam firman Tuhan akan menjadi sibuk mengerjakan yang dia suka—menggunakan semua daya, waktu, upaya untuk mengejar yang diinginkannya, dan berharap Tuhan akan mengupahnya dengan memberikan yang diharapkannya. Padahal seorang tuan akan memberi upah kepada hambanya bila sang hamba mengerjakan apa yang disuruhkannya, bukan mengerjakan apa yang dia putuskan sendiri untuk dikerjakan yang bukan diperintahkan tuannya.
Kemudian kita melihat kesalahan umum yang dilakukan banyak orang—kerja mati-matian untuk mengumpulkan harta, tanpa istirahat. Sehingga pada saat harta sudah terkumpul, kesehatan mereka sudah terganggu dengan berbagai macam penyakit. Dan harta yang dikumpul waktu masih sehat sekarang habis dipergunakan untuk perawatan dari penyakit yang diderita karena kerja keras sebelumnya. Kita melihat orang itu setelah harta terkumpul banyak barulah mulai mau beristirahat. Kadang semuanya sudah terlambat, bahkan sebelum harta terkumpul banyak yang sudah keburu diantar ke peristirahatan terakhir dengan rumah baru mereka yang ditulisi RIP dengan ayat yang umumnya digrafir di batu nisan:
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. – (2 Timotius 4:7)
Bagi yang tidak mengerti bisa berpikiran semasa hidupnya mungkin almarhum adalah atlit PON, Sea Games atau sejenisnya. Padahal bisa-bisa pertandingan yang diikuti di masa di hidupnya adalah pertandingan game online, jor-joran di medsos tanding kesuksesan dan kekayaan, atau yang lumayan positif tanding agar namanya bisa selalu ditulis paling atas sebagai dalam daftar pemberi persembahan dalam jumlah terbesar dibanding yang lain. Hal ini juga tidak positif karena didorong oleh kesombongan dan keangkuhan. Tapi pastinya akan dianggap sangat positif oleh yang menerima persembahan itu. Wkwkwkwk
Ketamakan akan bersifat menimbun terus menerus, karena menganggap kekayaan adalah sumber kehidupan dan segala sumber kesenangan. Terjemahan King James memberi terjemahan yang lebih jelas tentang ayat ini, bahwa hidup tidak hanya terdiri dari tumpukan kekayaan belaka.
Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
Orang tamak tidak pernah berpikir tentang kematian, mereka berpikir bisa hidup selamanya di bumi. Dengan uang mereka merasa bisa membayar dokter termahal di bumi, bisa mendapatkan perawatan terbaik di rumah sakit, sehingga kematian akan jauh dari mereka. Sebaliknya orang miskin tiap hari rasanya sudah setengah mati. Kalau kita perhatikan Firman Tuhan dengan jelas mengatakan orang tamak sebagai orang bodoh—bukan orang yang rajin, tekun, bertanggung-jawab kepada keluarga, pekerja keras—tetapi orang bodoh. Kata yang diterjemahkan bodoh dalam Bahasa Yunani “aphron” yang berarti ceroboh, tidak berpikir, egois, tidak percaya, tidak bijaksana.
Yang aneh Tuhan dengan tegas mengatakan bahwa malam itu juga jiwanya akan diambil dari padanya. Bisa jadi orang tamak sulit dinasehati, menolak dikoreksi, sehingga peringatan dan teguran Tuhan tidak akan dipedulikannya, dan pada akhirnya Tuhan perlu mengambil tindakan drastis untuk mengakhiri pemberontakannya.
Siapa bersitegang leher, walaupun telah mendapat teguran, akan sekonyong-konyong diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi. – (Amsal 29:1)
Dari renungan ayat-ayat di atas kita bisa melihat bahwa orang percaya yang hidupnya hanya fokus dan menganggap kekayaan materi sebagai hal yang paling utama dalam hidup ini adalah orang tamak yang bodoh. Sudah tamak, bodoh pula. Kalau tamak tapi pintar masih lumayanlah. Orang yang menghabiskan masa hidupnya untuk mengejar harta dan kesenangan tanpa istirahat, baru merasa senang bila harta berlimpah ruah, pastilah sulit berterima kasih dan bersyukur kepada Tuhan, karena semua masih kurang, tidak cukup dalam hidupnya.
dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
Ini adalah pernyataan yang aneh dari Tuhan, lha kalau orang tamak yang kaya raya ini mati, otomatis hak waris jatuh kepada istri dan anak-anaknya, atau kepada siapa yang dia masukan di dalam surat wasiatnya. Ada banyak kemungkinan hal ini sampai terjadi. Bisa jadi ia tidak sempat membuat surat wasiat sehingga harta peninggalannya menjadi obyek rebutan para ahli waris dalam sengketa hukum yang panjang dan mahal sehingga hartanya bukan jatuh ke para ahli waris tetapi habis untuk membiayai sengketa. Jadi ingat film berjudul A fish called Wanda. Bisa juga ia menguasai semuanya selama hidupnya tanpa memberi tahu siapa akan mewarisi apa dari hartanya. Bisa juga karena demikian banyak assetnya dia sendiri lupa akan assetnya itu. Yang jelas dia dibiarkan mengumpulkan dan menumpuknya tetapi tidak diijinkan menikmatinya.
Mari minikmati berkat Tuhan tanpa perlu menunggu kaya dulu.
Mari berbagi berkat kepada yang membutuhkan tanpa menunggu harus kaya raya dulu.
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. – (Mazmur 90:12)