Kalau gini terus, buat apa punya Tuhan?
Di renungan minggu lalu saya berjanji untuk share pesan-pesan yang akan kami terima pada saat kami kumpul doa hari Minggu malam 11 April. Tetapi minggu ini saya sangat sibuk dari baru selesai semalam sekitar jam 21.30, dan pagi ini baru bisa mulai menulis.
Roh Kudus banyak berbicara tentang kondisi orang-orang yang kami layani dan akar penyebabnya. Salah satunya tentang seseorang yang Roh Kudus katakan; “Aku ingin dia berlama-lama dia di hadiratKu, tetapi dia cepat selesai berdoa.” Usia orang itu hampir 40 dan hidupnya datar sudah belasan tahun tanpa ada perubahan yang berarti baik secara pribadi, ekonomi maupun dalam kariernya. Jadi kekecewaannya kepada Tuhan yang sepertinya tidak melakukan apapun bagi dirinya membuat dia berdoa tetapi hanya sekedar doa normatif, yang singkat, padat, jelas—yang penting sudah berdoa dan tetap berdoa. Masalah membangun hubungan dan kekariban dengan Tuhan tidak perlu, wong hidupnya sejak tamat kuliah kemudian bekerja hampir dua puluh tahun, monoton tanpa peningkatan. Kalau semua harus diperjuangkan dengan berat, di mana kuasa dan campur tangan Tuhan? Hidup tanpa peningkatan, promosi, semua seperti belasan tahun lalu, mana bukti kasih Tuhan? Buat apa dekat-dengan Tuhan, Dia tidak mengerjakan apapun dihidupnya.
C. Peter Wagner di salah satu bukunya ada menulis tentang orang-orang yang percaya dengan data statistik yang memilukan. Dari orang-orang yang dibaptis, hanya 10% yang kemudian lahir baru. Jadi bisa dibayangkan ada 90% orang percaya yang masih hidup dalam manusia lamanya, dengan lifestyle, tujuan hidup, paradigma, persepsi dan obsesi manusia duniawi. Ikut Tuhan tidak mengubah dirinya. Dari 10% yang lahir baru itu, hanya 10% yang kemudian bergaul dengan Tuhan. Mereka mengalami perubahan kehidupan: kelakuan, sifat, tujuan, persepsi tentang Tuhan dan kehidupan. Tetapi mereka tidak memiliki hubungan secara pribadi dengan Tuhan.
Bisa dibayangkan kita yang menyebut Dia Imanuel, Bapa Sorgawi, Tuhanku, dan yang mengaku sebagai anak-anakNya, pada kenyataannya tidak memiliki hubungan karib dengan Dia. Kalau kita mau jujur keadaan seperti ini lebih buruk dari keadaan setelah pengusiran Adam dan Hawa dari Taman Eden. Keturunan Adam, Kain masih bisa mendengarkan Tuhan berbicara menegur dia. Nuh mendapat penyingkapan tentang rencana Tuhan mendatangkan air bah, dan ia mendengar perintah Tuhan untuk membangun bahtera.
Lho, kita juga di jaman ini juga mendengar, tentang tahun terobosan, tahun percepatan, tahun promosi, tahun pemulihan, tahun hoax, tahun nubuatan palsu, tahun omong kosong, tahun PHP, tahun yang penting tabur terus, beri persembahan lebih banyak, kalau nubuat palsu tidak terjadi ya itu berarti taburan dan persembahanmu kurang banyak, ayo beri lebih banyak sampai sakit, kalau sudah beri sampai miskin tetap tidak tergenapi ya salahmu dewe. Kamu goblok karena mau digoblokin terus bertahun-tahun. LOL.
Perlu periksa IQ jangan-jangan masuk kategori debil, embisil bahkan idiot. Dimanfaatkan, ditipu, diperas koq sampai bertahun-tahun dan masih terus percaya dan nurut? Kon waras ta? Ayo periksa nang Grogol.
Grogol itu apa, om?
Di Grogol, Jakarta Barat ada RSJ.
Weleh.
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. – (Yohanes 15:16)
Ayat ini dengan jelas dan tegas menguliti motivasi dan tujuan yang salah ketika seseorang memutuskan menjadi pengikut Kristus. Kita mengikut Dia karena fokus pada janji—miskin akan dijadikan kaya, dari nobody akan dijadikan sultan, dari zero jadi hero (koq mirip nama gukguk, ya?), sakit jadi sembuh, dari orang gagal jadi orang sukses? Itu jelas salah dan sesat. Kalau kita merasa kita yang memilih Dia menjadi Tuhan dengan persepsi bahwa Dia bisa memberikan semua keinginan kita, maka gambaran kita tentang Tuhan persis 100% dengan gambaran penyembahan berhala. Kita sembah dengan harapan tunggal semua keinginan kita akan terkabul dengan sedikit acara ritual seremonial dan persembahan sesaji.
Tuhan katakan, Aku yang memilih kamu—jadi kita dipilih, tentu saja dengan terpilihnya kita disertai dengan harapan, rencana, proses didikan, pelatihan, ujian agar kita menjadi seperti yang sudah direncanakanNya sebelum Dia memilih kita. Tapi banyak yang salah mengerti dengan dia terpilih itu diartikan dia akan mendapat kekayaaan berlimpah, jalan hidupnya jadi mulus tanpa halangan, hidup nyaman dan enak sampai mati, semua keinginan akan tercapai, semua permintaan akan diberikan. Mereka berpikiran: terpilih artinya dapat hadiah.
Persis seperti SMS penipuan berisi pemberitahuan bahwa si pemilik nomer hp mendapat hadiah dan diminta menghubungi nomer hp yang tertera. Ujung-ujungnya si penerima hadiah akan disuruh transfer sejumlah uang untuk biaya macam-macam supaya hadiah bisa dikirim, dan sekalipun sudah dituruti hadiah tidak akan pernah sampai. Sampai hari ini SMS penipuan ini masih tetap beredar walau ada aturan pendaftaran nomer perdana dengan menggunakan KTP. Tapi SMS penipuan ini tetap tidak bisa diberantas.
Saya kenal beberapa orang yang mengajar doktrin persis sama modusnya dengan SMS berhadiah ini, tetapi syukurnya beberapa di antara mereka sudah diangkut ke alam lain sehingga tidak bisa melanjutkan mencari korban lebih banyak—walau masih ada sisa beberapa begundal yang masih berkeliaran. Mau masuk sorga bayar sekian ratus juta per orang, mau jaminan kalau Tuhan datang pasti mengalami rapture/pengangkatan bayar sekian ratus juta per orang, mau selamat dari bencana harus tabur mobil merk dan tipe tertentu, mau hidup kaya raya dengan harta limpah ruah, harus ikut ritual ke Turki ke reruntuhan tujuh gereja untuk mengambil berkat di sana. Mau bebas dari kesusahan besar yang ditulis di kitab Wahyu, harus ikut ke Israel berkali-kali untuk bikin ritual aneh-aneh di sana.
Mau cara gampang kaya, beli patok-patok yang mereka buat yang sudah diisi rajahan-rajahan tertentu tanam di ke empat penjuru rumah, nanti patok-patok itu akan menarik harta kekayaan datang. Patok yang narik, biasanya kan tuyul? Kalau tuyul langsung ketahuan sesat, kalau patok ditulisi ayat-ayat kan orang tidak curiga sesat. Oooooooooooh. Lihai, euy.
Saya ada kenal dekat satu keluarga yang jadi idiot dan melarat, terakhir saya dengar tinggal di rumah singgah karena ikut “aliran SMS berhadiah” ini. Setiap tahun berkali-kali ikut ke luar negeri bersama seluruh keluarga untuk ikut ritual-ritual ngalap berkah di negara-negara lain. Kemudian ditawari jaminan masuk sorga, jaminan pengangkatan, jaminan keselamatan dan macam-macam janji dengan harus membayar ratusan juta per kepala, per janji—akhirnya berujung bangkrut. Pulang dari acara yang katanya ambil berkat di tujuh reruntuhan bukannya makin sukses, tapi usaha perusahaan angkutannya runtuh dan jadi pusing tujuh keliling, semua tronton dilego, rumah disita bank, dan berujung tinggal di rumah singgah. Tetapi yang luar biasa tetap tidak sadar dan tetap jadi pengikut setia aliran SMS berhadiah ini.
Bego koq dipelihara, duren dipelihara bisa panen.
Kata nenek kandung saya ape yak te uni (mau dibilangi apa lagi). Bohwat dah untuk bikin mereka sadar, karena mereka hidup dengan IQ setingkat jaman cuma pakai cawat bukan bukan jaman android dan iOS.
Kembali ke pokok bahasan kita, “Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah.” Jadi ketika Tuhan memanggil kita untuk jadi orang percaya, menjadi anak-anakNya, Dia sudah punya rencana, proses, cara, tujuan akhir yang sudah ditetapkanNya. Kita sering mendengar tentang masuk ke dalam rencana Tuhan atau rencana Tuhan luar biasa indahnya. Sebelum Ia memanggil kita, Ia sudah memiliki rencana yang akan Dia kerjakan baik di dalam hidup orang-orang pilihanNya maupun melalui mereka yang dipilih dan dikuduskanNya.
Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya. – (Amos 8:12)
Sekitar tahun 1980 menjelang milenium ke-tiga, khotbah bertema jaman akhir, pengangkatan, kesusahan besar, kedatangan Tuhan menjadi tema utama yang saya dengar dalam ibadah-ibadah dan aneka seminar akhir jaman. Dari peta jaman yang membagi jaman menjadi 4 jaman, dari Adam ke Abraham, Abraham ke Daud, Daud ke Tuhan Yesus, dari kenaikan Tuhan ke kedatangan ke-dua, dan Kerajaan 1000 tahun damai, semua dalam rentang masa 1000 tahun. Sehingga disimpulkan kedatangan Tuhan akan terjadi pada pergantian milenium alias sekitar tahun 2000. Sekarang sudah tahun 2021 belum datang juga. Comotologi, cocokologi dan gatok-gatoklogi memang sepertinya sangat Alkitabiah, tetapi kenyataannya jauh dari realita.
Salah satu pengajaran populer akhir jaman waktu itu adalah akan diangkatnya firman Tuhan dari bumi, dengan cara semua tulisan di Alkitab akan jadi kertas kosong. Semua tulisan yang berisi firman akan hilang lenyap sehingga orang percaya disarankan banyak baca Alkitab dan menghafalkan ayat-ayat sebelum semuanya lenyap. Dulu saya sangat percaya pengajaran ini, tetapi sekarang jadi tertawa sendiri. Bagaimana mungkin firman Tuhan lenyap, Alkitab tiba-tiba tulisannya hilang hanya jadi buku kosong. Sedangkan ada tertulis bahwa tidak ada satu iota atau satu titikpun yang akan lenyap (Matius 5:18).
Kalau Firman Tuhan kekal bahkan sampai langit dan bumi barupun Firman tinggal tetap, mengapa Amos menuliskan akan ada masa di mana orang-orang yang menjelajah ke sana kemari tetap tidak menemukan firman Tuhan? Kita lihat apa yang terjadi di masa imam Eli, bait Tuhan sudah berdiam permanen, sistem imamat sudah ada, ibadah reguler sudah berjalan, tetapi ada yang hilang— hubungan yang bersifat dinamis dan hidup dengan Tuhan.
Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatanpun tidak sering. – (1 Samuel 3:1)
Bait Suci ada, imam-imam ada, sistem ibadah ada, ritual ibadah ada, hukum Tuhan ada, yang hilang hubungan dengan Tuhan, firman Tuhan yang bersifat rhema, aktual untuk saat itu, dan pengungkapan-pengungkapan langsung dari Tuhan lewat penglihatan-penglihatan. Sekalipun ada seremonial dan ritual ibadah tetap diperlukan hubungan personal dengan Tuhan.
Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. – (Yohanes 16:13)
Saya ingat ada satu hal yang membingungkan saya bertahun-tahun ketika membaca Firman Tuhan di Roma 4:15
Karena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran.
Kalau begitu mengapa Tuhan menghukum Kain setelah ia membunuh adiknya. Hukum Taurat baru ada beratus-ratus tahun setelah peristiwa pembunuhan itu. Apa dasarnya Tuhan menghukum Kain, karena hukum dilarang membunuh belum ada waktu itu. Ketika saya kuliah di Fakultas Hukum, ada azas Nullum Dectum Nulla Poena Sine Prievia Lege Poenali yang arti singkatnya adalah tidak ada aturan hukum, tidak ada pelanggaran. Azas ini sejajar dengan Firman Tuhan yang tertulis di atas. Firman Tuhan sepertinya kontradiktif. Kalau di kitab Roma jelas dikatakan tidak ada hukum Taurat, tidak ada pelanggaran, jadi apa yang dilanggar Kain, karena hukum tidak berlaku surut? Tuhan itu adil, masakan Dia bertindak sewenang-wenang?
Saya tidak mendapat jawaban atas kebingungan ini, dan akhirnya memilih untuk bertanya langsung dalam doa. Saya berkata; “Mengapa Engkau menghukum Kain padahal FirmanMu mengatakan tidak ada hukum Taurat tidak ada pelanggaran. Hukum TauratMu baru ada beratus-ratus tahun setelah Kain membunuh adiknya. Apa dasarMu menghukum dia? Dan Dia menjawab; “Apa yang tidak sesuai hatiKu, Kuhukum.” Jadi ada hukum yang lebuh tinggi yaitu hati Tuhan. Makanya Rasul Paulus mengerti akan hal ini sehingga ia menulis dengan tegas bahwa:
Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: “tidak ada seorangpun yang dibenarkan” oleh karena melakukan hukum Taurat. – “Galatia 2:16”
Hukum Taurat membuat manusia terhindar dari melakukan pelanggaran dan kejahatan yang menyakiti Tuhan. Tetapi melalui iman kepada Kristus, kita menerima karunia Roh Kudus yang akan membuat kita bisa menyenangkan hatiNya. (Kisah 2:38, Yohanes 16:13, I Korintus 2:10–12).
Ketidak-tahuan, salah pengertian, salah pengajaran membuat kita menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat tetapi faktanya kemudian bersikap kurang ajar—memperalat Dia seperti Nobita memerintah Doraemon untuk memberikan semua yang kita inginkan dengan kantung ajaibnya, pintu kemana saja dan baling-baling bambu. Padahal jelas Dia yang memilih kita, dan kita dipilih bukan dengan tujuan utama memperoleh harta benda duniawi, kenikmatan hidup tetapi hak untuk hidup kekal bersama Dia di dalam kerajaanNya. Dan sama seperti bangsa Israel untuk masuk ke Tanah Kanaan mereka harus melewati proses, dan hanya sedikit yang lulus, sebagian besar kepahitan, kecewa, marah, menggerutu, memberontak, dan menentang Roh Kudus yang memimpin mereka (Yesaya 63:10). Sekalipun Tuhan menjanjikan sesuatu, ada proses yang harus dilalui agar layak menerima kegenapan janji-janji itu.
Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! – (Wahyu 3:19)
Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: “Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku. – (Mazmur 95:10)
Orang Israel disebut orang bangsa pilihan dan kita umat pilihan, tetapi hanya berpegang sebagai orang-orang pilihan tetapi menolak jalan-jalan yang Tuhan buat dan mau kita lewati dan lalui entah itu proses, penderitaan, padang gurun, dapur api, peremukan, perendahan harkat-martabat-gengsi, tanpa kita sesat hati. Hati yang sesat hanya ingin disenangkan, tidak pernah peduli hati Tuhan, apalagi ingin menyenangkan hatiNya.
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. – (Ibrani 12:11)
Ingat kita sudah ditetapkan untuk menghasilkan buah, dan untuk bisa berbuah kita harus dididik Tuhan. Tidak ada tempat untuk kecewa, marah, berontak karena Dia memilih kita untuk bekerja di dalam kita dan melalui hidup kita. Tetaplah berdoa, jaga hati dan kerelaan diproses, pelihara kekariban dengan Dia, Dia pasti muncul seperti fajar.
Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang. – (Mazmur 37:6)
Karena Kitab Suci berkata: “Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.” – (Roma 10:11)
Tetaplah bersemangat menantikan Tuhan.