Giving My Best

Pertengahan bulan lalu saya ada pelayanan di salah satu kota di Kalimantan Timur. Pulangnya saya naik penerbangan LCC yang berkode JT. Ono rupo, ono rego biasanya bisa dilekatkan bila kita memilih naik LCC, alias harus punya sikap nrimo akan pelayanan yang sangat standar, yang penting sampai tujuan dengan selamat. Jangan meminta pelayanan yang profesional, sambutan yang nyaman dan ramah seperti kalau kita naik pesawat Singapore Airlines, Qatar atau Cathay Pacific.

Tapi pagi itu saya melihat pelayanan yang luar biasa yang jarang terjadi di sebuah penerbangan LCC, sehingga saya terdorong untuk menuliskannya di segmen khusus di website ini. Ketika boarding para penumpang disambut oleh flight attendant yang jarang saya temui bahkan di perusahaan penerbangan luar negeri yang terkenal. Di pintu pesawat kami disambut seorang pramugara yang begitu semangat dan antusias; senyum dan intonasi yang menyenangkan mengarahkan penumpang ke kursi di sebelah kanan atau kiri— eager to serve-nya dia tunjukkan dengan sangat luar biasa.

Tidak hanya sampai di sana, saat preflight demo juga kembali saya dikejutkan dengan kecepatan berbicara yang baik, intonasi yang jelas dan menyenangkan, yang memberi rasa welcome di penerbangan itu — rasa sebagai penumpang yang tidak dianggap beban kerja oleh para air steward/esses. Sudah biasa kita melihat di banyak perusahaan penerbangan pemimpin demo bicara dengan sangat cepat, nada datar dan logat yang asing – karena bosan mengulang tugas yang sama di setiap penerbangan jadi bicaranya super cepat. Kemudian logat yang aneh terutama saat menjelaskan dalam bahasa Inggris, karena tidak punya kebanggaan dengan pekerjaannya. Jadi he/she wants to become somebody else, by speaking so fast with such a strange accent.

Hal-hal ini membuat saya ingin lebih tahu latar belakang pendidikan dan karier pramugara (Indra Yulianto) yang sedang bertugas itu. Setelah pesawat mencapai cruising altitude, saya sempatkan berbicara dengan dia dan menanyakan latar belakangnya. Teryata sebelum bekerja sebagai flight attendant dia pernah bekerja di industri perhotelan. He had to be a good hotelier in the past.

Saya pernah mengelola dua hotel berbintang sebelum dipanggil pelayanan sepenuh waktu. Tidak mudah menemukan staff atau karyawan yang mencintai pekerjaannya, memiliki sikap profesional, dan lebih sulit lagi mendapatkan staff yang memang menyukai dan berjiwa melayani.

Saya sampaikan compliment atas apa yang dia lakukan kepada para penumpang. Karena walau saya sudah keliling puluhan negara dan naik pesawat dari berbagai perusahaan penerbangan, apa yang dia lakukan bahkan tidak sering saya temukan di penerbangan bintang 5. Tentu saja tidak fair membandingkan fasilitas penerbangan berbiaya murah dengan penerbangan bintang 5, karena pasti beda fasilitas; kursi, hiburan, makanan maupun standar pelayanan yang kita dapatkan. Tetapi profesionalitas, semangat dan keramahan dalam melayani akan menutupi kekurangan fasilitas yang ada di LCC.

Padahal ketika perusahaan ini masih memakai jenis MD puluhan tahun yang lalu, saya ada satu kenangan yang buruk terhadap pelayanannya. Waktu itu refreshment berupa satu roti dan dan satu air minum masih diberikan kepada setiap penumpang. Saya ingat cara seorang pramugari menaruh refreshment di meja sangat perlu di training ulang agar berkesan lebih ramah. Tetapi perbaikan dan peningkatan pelayanan untuk semakin baik, meskipun LCC, banyak yang bisa dibuat seperti penerbangan bintang 5. Berbeda dengan menambah fasilitas on flight entertainments, yang butuh investasi dan dana yang besar, melatih staff untuk melayani customer dengan baik hanya perlu pelatihan yang berkesinambungan. Pelayanan yang profesional, ramah, dengan semangat melayani, intonasi bicara yang menyenangkan diingini setiap pengguna jasa penerbangan dan tidak membuat perusahaan harus mengeluarkan biaya. Sebaliknya fasilitas hiburan, makanan dalam penerbangan belum tentu dibutuhkan setiap orang, terutama di penerbangan jarak pendek.

Matius 5:41 Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah dengan dia sejauh dua mil.

Sebagai orang percaya, Yesus sudah memberikan pengajaran yang luar biasa buat kita di market place.
Kita diharapkan untuk melakukan sesuatu tidak sekedar memenuhi SOP, tetapi harus melebihi tuntutan Job Description—not just an ordinary worker but an unsual dedicated worker.

Katanya punya Spirit of Excellent, buktikan dong!

Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina. (Amsal 22:29)

God Bless You.