Belajar Berserah Seperti Hizkia
Pagi tadi saya digerakkan untuk menulis tentang berserah seperti Hizkia. Berserah tentu saja beda dengan menyerah, karena menyerah berarti berhenti berusaha, berhenti berharap, berhenti bergumul, kemudian bersikap pasif dan apatis—que sera sera, yang harus terjadi terjadilah. Sedang sikap berserah tetap berharap dan percaya kepada Tuhan dan tetap percaya akan apa yang Tuhan katakan itulah yang akan terjadi, tidak peduli apapun situasi, kondisi, halangan dan tantangan yang di luar kesanggupan kita untuk mengatasinya.
Sering orang percaya bingung apakah berusaha sekuat tenaga untuk mengubah keadaan, memikirkan solusi, mengatur strategi dan rencana untuk mencapai, mengatasi sesuatu—berarti tidak berserah? Sebaliknya diam, tanpa berusaha, hanya berdoa dan menunggu—apakah itu artinya berserah? Sehingga tidak sedikit orang percaya yang ada di salah satu ekstrem, berusaha dengan kekuatannya sendiri mati-matian sambil berdoa, dan ada yang hanya berdiam diri dalam doa tanpa berpikir atau berusaha sedikitpun. Kita butuh hikmat untuk menyeimbangkan dua sisi ekstrem ini.
Setelah peristiwa yang menunjukkan kesetiaan Hizkia itu datanglah Sanherib, raja Asyur, menyerbu Yehuda. Ia mengepung kota-kota berkubu, dan berniat merebutnya. Ketika Hizkia mengetahui, bahwa Sanherib datang hendak memerangi Yerusalem, ia berunding dengan para panglima dan pahlawannya untuk menutup segala mata air yang terdapat di luar kota dan mereka itu bersedia membantunya. Maka berkumpullah banyak orang. Mereka menutup semua mata air dan sungai yang mengalir dari tengah-tengah negeri itu. Kata mereka: “Mengapa raja-raja Asyur harus mendapat banyak air, kalau mereka datang?” Dengan sekuat tenaga Hizkia membangun kembali seluruh tembok yang telah terbongkar, mendirikan menara-menara di atasnya dan tembok yang lain di luarnya. Ia memperkuat juga Milo di kota Daud dan membuat lembing dan perisai dalam jumlah yang besar. Ia mengangkat panglima-panglima perang yang mengepalai rakyat, menyuruh mereka berkumpul kepadanya di halaman pintu gerbang kota dan menenangkan hati mereka dengan kata-kata: “Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Janganlah takut dan terkejut terhadap raja Asyur serta seluruh laskar yang menyertainya, karena yang menyertai kita lebih banyak dari pada yang menyertai dia. – (2 Tawarikh 32:1)
Hidup Hizkia sebelumnya adalah benar-benar mencari Tuhan, dan menjauhi semua berhala yang ada di kerajaannya. Hizkia bukan mulai mencari Tuhan setelah ada ancaman dari raja Asyur, karena takut dan kekuatan pasukannya kalah, maka lari kepada Tuhan dan mulai bertobat. Pertobatan seperti itu adalah pertobatan terpaksa karena ada kepentingan, bukan pertobatan yang tulus. Dan jumlah sangat besar manusia seperti itu; tobat karena kepepet dan kejepit. Tujuan tobatnya bukan karena sadar kesalahan dan dosanya dan ingin menyenangkan Tuhan, tetapi semata-mata karena kebutuhan, ketakutan dan ketidak-mampuan mengatasi masalah. Tujuan pertobatan seperti ini berjangka pendek, semata-mata untuk petolongan, mujizat, kelepasan. Dan ciri khas petobat ini fokusnya adalah hanya solusi, promosi dan masalah segera diterminasi. Mereka akan langsung melakukan perubahan mendadak—dari tidak suka doa jadi rajin doa, dari jarang baca Firman Tuhan sekarang dikit-dikit buka Alkitab, jarang kelihatan hadir ibadah, sekarang di mana ada ibadah dia ada di sana entah di gerejanya sendiri, maupun di gereja/persekutuan lain. Seakan rohnya sedang menyala-nyala untuk Tuhan, padahal dia hadir didorong oleh rohnya sendiri yang ingin mencari solusi kilat dari pergumulannya, sehingga hadir di mana-mana untuk mencari jalan pintas keluar dari problemnya. Seperti orang sakit kronis yang tiap hari ganti dokter berharap sehari dua hari langsung sembuh. Tidak ada ketekunan apalagi kesabaran, yang ada hanya sikap terburu-buru dan memaksa agar jalan keluar segera ditemukan. Ingat petobat jenis ini rela melakukan apa saja dengan tujuan jawaban segera didapat dan kelegaan segera terjadi. Mereka akan lakukan dengan bersegera apa yang diperintahkan karena mereka sudah tidak sabar untuk secepatnya keluar dari situasi dan kondisi yang mereka hadapi. Tidak akan lulus mereka dalam ujian menunggu waktu Tuhan, harapannya hanya lakukan beberapa hal dan terima jawaban.
Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk segera marah dan kecewa ketika Tuhan menuntun mereka tidak langsung ke solusi tetapi ke jalan-jalan yang Dia kehendaki, karena tujuan mereka hanya meraih dan mencapai impian mereka sendiri bukan menggenapi rencana Tuhan. Setiap saat hanya mencari janji pribadi, nubuat, peneguhan, yang berhubungan langsung dengan obsesi pribadi mereka. Telinga mereka tidak akan dibuka untuk mendengarkan pengajaran yang sehat dan seimbang. Ketaatan mereka hanya akan sampai titik doa dijawab, kelegaan diberi, keinginan dikabulkan, kemudian mereka akan kembali sibuk dengan hidup mereka sendiri lagi. Seperti pendaki gunung, obsesinya adalah puncak gunung, setelah sampai sana, mereka akan turun kembali. Puncak yang ingin mereka capai adalah kesuksesan, kekayaan, ketenaran dan kenyamanan hidup. Bukan terus mengalami pembaharuan, pemurnian dan pembentukan agar menjadi seperti Kristus dan masuk Yerusalem Baru. Semua dilakukan untuk hal-hal sementara dan berjangka pendek. Tidak heran mereka bersumbu pendek, hanya mencari hamba Tuhan yang akan memfasilitasi bahkan menguatkan hati mereka untuk makin mengejar ekspektasi dan obsesi sendiri daripada berjalan terus kepada destiny mereka. Prinsip hidup mereka adalah fast gain and instant profit, sehingga kalau mendengar kata “Upahmu besar disorga” mereka akan langsung tolak, mereka maunya upah instant di bumi. Di kamus hidup mereka kata ketekunan, kesabaran, waktu Tuhan, kehendak Tuhan yang sempurna, kemurnian, sulit ditemukan. Yang ada hanya tiga kata: percepatan, terobosan dan promosi.
Raja Asyur sudah mengepung kota-kota di Yehuda, dan bersiap menyerang Yerusalem yang adalah ibu kota kerajaan. Kalau kita pernah ke Israel, kita bisa melihat kota itu tidak didirikan seperti kebanyakan kota-kota lain di dunia yang biasanya dibangun di tepi laut atau sungai. Sunda Kelapa/Jakarta nama awalnya Holotan, dididirikan di tepi laut. Kaisarea, Sidon, Korintus, semua dibangun di tepi pantai. Kota Budapest (ibu kota Hungaria), Bratislava (ibu kota Slovakia), Linz, Vienna (ibu kota Austria) ada di tepi sungai Danube. Paris di tepi sungai Seine, London di tepi sungai Thames, Praha di tepi sungai Vltava, Roma ditepi sungai Tiber. Yerusalem dibangun di atas gunung, dan secara geografis tidak mendukung kehidupan karena keterbatasan persediaan air yang menjadi sumber air minum, irigasi tanah pertanian dan peternakan serta angkutan perdagangan. Tetapi itulah kota yang dipilih Tuhan, berbeda dari kita yang dibangun oleh manusia. Dan Hizkia kemudian menutup mata air yang ada agar penaklukan Yerusalem menjadi perang yang tidak mudah bagi pasukan Asyur. Dia juga mengatur kekuatan militernya dengan mengangkat para panglima perang dan membangun tembok pertahanan. Di sini kita bisa melihat bahwa ia tidak pasif dan bersikap fatalis (percaya nasib) tetapi ia berusaha sekuat tenaga memperkuat pertahanan terhadap serangan pasukan Asyur.
Tetapi tekad raja Asyur tidak berubah untuk menyerang dan menaklukan Yerusalem. Ia mengirim utusan sebagai psy-war untuk menurunkan moral dan semangat raja dan rakyat Yehuda, dengan data-data negeri yang sudah ditaklukannya.
Jangan sampai Hizkia membujuk kamu dengan mengatakan: TUHAN akan melepaskan kita! Apakah pernah para allah bangsa-bangsa melepaskan negerinya masing-masing dari tangan raja Asyur? Di manakah para allah negeri Hamat dan Arpad? Di manakah para allah negeri Sefarwaim? Apakah mereka telah melepaskan Samaria dari tanganku? Siapakah di antara semua allah negeri-negeri ini yang telah melepaskan negeri mereka dari tanganku, sehingga TUHAN sanggup melepaskan Yerusalem dari tanganku?” – (Yesaya 36:18-20)
Kita melihat begitu banyak negeri yang sudah ditaklukannya, pasukannya terbukti terlatih, dan berpengalaman dalam perang. Keperkasaan mereka terbukti di banyak medan perang. Sehingga dari data-data ini pastilah mudah untuk menaklukkan Yerusalem dan membawa orang-orang Yehuda ke dalam pembuangan. Mendengar perkataan utusan raja Asyur dengan data-data pelbagai kerajaan yang sudah ditaklukan raja Asyur, dengan hujatan yang menyamakan Allah Israel dengan berhala-berhala kerajaan yang sudah dihancurkan mereka , kita melihat reaksi raja Hizkia.
Segera sesudah raja Hizkia mendengar itu, dikoyakkannyalah pakaiannya dan diselubunginyalah badannya dengan kain kabung, lalu masuklah ia ke rumah TUHAN. – (Yesaya 37:1)
Hizkia mengerti kekuatan pasukannya tidak berarti apa-apa dihadapan pasukan Asyur. Tetapi ia tidak menyerah dan pasrah menerima nasib. Ia mencari Tuhan dan mengutus orang-orangnya termasuk para imam senior kepada nabi Yesaya bin Amos untuk menanyakan Tuhan.
Ketika pegawai-pegawai raja Hizkia sampai kepada Yesaya,
berkatalah Yesaya kepada mereka: “Beginilah kamu katakan kepada tuanmu: Beginilah firman TUHAN: Janganlah engkau takut terhadap perkataan yang kaudengar yang telah diucapkan oleh budak-budak raja Asyur untuk menghujat Aku. Sesungguhnya, Aku akan menyuruh suatu roh masuk di dalamnya, sehingga ia mendengar suatu kabar dan pulang ke negerinya; Aku akan membuat dia mati rebah oleh pedang di negerinya sendiri.” – (Yesaya 37:5-7)
Firman Tuhan jelas mengatakan diantara yang diutur Hizkia ada tua-tua diantara imam-imam. Imam memimpin ibadah lebih ke sudut liturgi, ritual dan seremonial. Sementara nabi menyampaikan nubuat berupa pesan Tuhan terkini dan aktual berisi informasi, petunjuk menghadapi suatu situasi, keputusan final Tuhan atas suatu hal (pergumulan, sakit, sengketa, problem, kasus), penyingkapan tentang masa depan, teguran, peringatan, hukuman yang akan terjadi, rencana Tuhan atas pribadi, keluarga, komunitas, bangsa dan negara.
Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.
Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar – (Efesus 4:10-11)
Setelah kenaikan Tuhan Yesus ke surga, pelayananNya di bumi dijalankan oleh Lima Jawatan. Tetapi ada doktrin Cesation yang mengajarkan bahwa semua itu hanya berlaku pada para rasul yang merupakan 12 murid Tuhan dan tidak berlaku lagi di waktu setelahnya. Walau di banyak ayat begitu jelas mengatakan bahwa Lima Jawatan ini masih ada, tetapi banyak yang menolaknya.
Yudas dan Silas, yang adalah juga nabi, lama menasihati saudara-saudara itu dan menguatkan hati mereka. – (Kisah 15:32)
Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru. – (2 Timotius 1:11)
Dan masih banyak ayat lain yang membuktikan bahwa doktrin Cesation adalah tidak Alkitabiah, tetapi masih ada saja yang menganutnya. Walau kita harus akui di satu pohon mangga pasti ada mangga yang busuk, bukan berarti kemudian pohon mangganya ditebang saja, daripada ada 1-2 buah mangga yang busuk.
Perjanjian Lama dengan jelas memberi contoh tentang Yakub dan Yusuf. Ketika Tuhan mengungkapkan rencanaNya atas hidup Yusuf dua kali lewat mimpi, Yakub yang sebenarnya dekat dengan Tuhan dan dapat mimpi di Bethel mestinya bisa bersikap berbeda dari yang ditunjukan bukan justru memarahi Yusuf.
Setelah hal ini diceritakannya kepada ayah dan saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh ayahnya: “Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?” – (Kejadian 37:10)
Kita lihat Yakub menyikapi nubuat tentang anaknya dengan sikap yang kurang layak. Bukannya membimbing anaknya bagaimana menyikapi sebuah nubuatan, tetapi reaksinya malah negatif. Bahkan ketika Yusuf diberitakan mati dimakan binatang buas, Yakub sama sekali tidak ingat akan janji Tuhan kepada Yusuf yang diungkapkanNya dua kali itu. Ia tetap bersedih. Ini adalah gambaran tentang betapa sulitnya orang-orang yang menerima karunia nubuat untuk mendapatkan pembapaan rohani untuk mematangkan karunia itu, agar bisa maksimal bagi kemuliaan Tuhan. Orang-orang yang dipakai dalam karunia nubuat dicari sekaligus dibenci—dicari untuk mendengar janji-janji Tuhan, dibenci karena menyampaikan teguran, hardikan atas dosa dan kesalahan. Orang sudah nyaman dan puas dengan semua yang berjalan baik, dan mereka tidak suka mendengarkan teguran Tuhan akan apa yang harus diperbaiki.
Saya ingat di akhir tahun 1998 di persekutuan kami, saya mendapat penyataan akan ada kerusuhan cukup besar di kota kami, saya sampaikan kepada semua semua yang hadir di persekutuan kami. Reaksi mereka biasa saja, dingin, karena merasa tidak mungkin hal itu terjadi. Tetapi pada Januari tahun 2000 kota kami dikacaukan dengan kerusuhan cukup besar selama 3 hari. Dan data dari Dinas PU ada seribuan rumah/gedung yang dirusak.
Karena beban untuk maju bersama dalam jawatan dan karunia, Tuhan gerakkan untuk membuka persekutuan pendewasaan di beberapa kota dan doa semalaman untuk melatih kepekaan akan suara Roh Kudus. Masalahnya yang datang lebih banyak sedang mencari solusi atas pergumulan mereka, bukan untuk menjadi makin dewasa rohani. Yang hadir doa semalaman juga banyak yang sekedar coba-coba, tidak banyak yang punya kerinduan yang kuat sehingga berani membayar harga untuk hidup sepenuhnya dalam rencana Tuhan. Ada juga yang ingin jadi peka semata-mata untuk tujuan yang berbeda dari maksud dan tujuan Tuhan memberi kepekaan. Ada yang tidak bisa diatur, tidak mau mengambil waktu menguji apa yang dirasakan sebagai pesan dari Tuhan, tetapi main langsung menyampaikannya kepada jemaat. Tidak bijak dan tidak sabar untuk segera tampil jadi orang penting pembawa pesan Tuhan, sehingga malah jadi mengacaukan. Ada lagi yang baru bergabung, kerjanya menguasai pembicaraan, sehingga doa semalaman yang seharusnya banyak doa, memuji, bermazmur dan menantikan Tuhan, jadi acara melekan, ngobrol sampai pagi. Ada juga yang tidak mau ikut doa semalaman tapi setelah acara selalu menghubungi temannya yang hadir menanyakan ada penyataan, penglihatan apa. Ada lagi yang datang di pagi hari setelah doa semalaman selesai, minta didoakan. Bermacam jenis manusia dengan bermacam akal bulus untuk mencapai tujuan. Hampir delapan tahun banyak hal yang saya pelajari dari aneka macam manusia yang mengaku sebagai anak-anak Tuhan. Tetapi jerih payah itu terbayar oleh beberapa orang yang mulai menjadi peka, berubah motivasi dari ingin disenangkan Tuhan, jadi ingin menyenangkan Tuhan.
Di doa semalaman juga Tuhan mengungkapkan akan ada resesi ekonomi, penyakit baru, yang sekarang tergenapi lewat pandemi covid-19. Dia juga mengungkapkan setelah covid-19 ini ada penyakit lain yang lebih mematikan akan melanda. Tetapi banyak penglihatan, penyataan yang harus di hapus ketika editing sebelum diupload ke website, karena mempertimbangkan efeknya, bila apa yang diungkapkan Tuhan dalam kalangan terbatas diviralkan ke semua kalangan juga mempertimbangkan UU ITE. Seperti penglihatan tentang api di gedung-gedung, pusat perbelajaan, bentangan kawat berduri, yang tidak bisa disampaikan secara detail. Walau penglihatan yang diberikan Tuhan detail, dan Roh Kudus katakan; “Harus terjadi”, jadi tidak ada doa syafaat apapun yang bisa membatalkannya.
Dalam situasi raja Asyur yang bertekad menyerang Yerusalem, ia sudah menaklukan 46 kota Yehuda dan tinggal satu langkah lagi untuk menaklukan Yerusalem. Secara kasat mata kejatuhan Yerusalem sudah di depan mata. Dari banyak sumber seperti Encyclopedia Britannica, makalah-makalah ahli purbakala kita tahu Sanherib adalah raja besar yang membangun kembali kota Niniwe, orang yang memperkenalkan tanaman kapas sebagai bahan pakaian pengganti wool. Dengan banyak kemenangan yang luar biasa Yerusalem bukanlah kota yang sulit ditaklukannya. Tetapi keputusan Tuhanlah yang terjadi. Man purposes, God disposes. Manusia berencana tetapi keberhasilannya ada di tangan Tuhan.
Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana. – (Amsal 19:21)
Yesaya menyampaikan bahwa Sanherib tidak akan datang untuk menaklukkan Yerusalem, dan demikianlah yang terjadi. Tuhan masih tetap berkuasa atas alam semesta, dan segala sesuatu akan terjadi seperti yang direncanakan, diputuskanNya — regardless all the hindrances.
Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan – (Yesaya 46:10b)
Tuhan masih berbicara tetap lewat Roh Kudus kepada umatNya, dan orang-orang dengan jawatan nabi akan lebih sering mendapat pesan Tuhan bagi pribadi, keluarga, komunitas, negara dan dunia.
Tahun 2016 Tuhan suruh saya menyampaikan pesan kepada satu keluarga bahwa Tuhan berkati mereka dengan berkat yang besar. Tetapi yang terjadi tahun 2019 justru sang kakak berusaha mengangkangi semua warisan dan mendepak semua saudaranya. Tetapi justru di saat seperti itu saya malah mendapat pesan lanjutan bahwa keluarga ini akan menerima 50% warisan orang tuanya. Hal yang mustahil kalau dilihat secara fakta di depan mata, karena ketika orang tua mereka masih hidup pun si adik sudah diperlakukan tidak lebih seperti orang gajian oleh sang kakak, belum lagi masih ada beberapa saudara mereka yang lain. Ayah mereka terlalu sayang kepada sang kakak dan kurang peduli kepada sang adik. Si adik cuma jadi orang gajian, kerja ke sang kakak. Tetapi ketika kasus ini baru bergulir di pengadilan negeri, sang kakak meninggal dan pengacara sang kakak juga meninggal kena covid1-9. Ketika kita berharap kepada Tuhan, Dia tidak pernah mengecewakan kita, pembelaanNya nyata. Janji dan rencanaNya tidak bisa dihalangi, digagalkan siapapun, bahkan oleh iblis sekalipun. Kecuali oleh yang menerima janji Tuhan. Kesalahan bisa membatalkan janji Tuhan. Selama kita hidup benar, maka janji Tuhan tetap berlaku dan rencanaNya pasti tergenapi, tidak peduli apapun situasi dan kondisi yang menghadang di depan mata. Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil dan bagi yang percaya tidak ada yang mustahil. Jadi harus dua pihak bekerja sama agar janji itu tergenapi.
Apapun situasi, kondisi, masalah, pergumulan, himpitan, halangan, tekanan, cari kehendak Tuhan dan keputusanNya tentang yang kita sedang hadapi. Kalau kita belum peka mendengar suara Tuhan, Dia menyediakan orang-orang yang bergaul karib dengan Dia, sehingga Dia bisa menitipkan pesan lewat hamba-hambaNya itu. Cari orang-orang yang memiliki jawatan nabi—tapi bukan sembarang nabi, yang selalu bernubuat tentang menabur, beraneka macam persembahan. Yang hanya minta-minta duit dan hidup mewah. Yang selalu mengulang ayat bahwa lembu yang mengirik tidak boleh diberangus, alias terus mengharapkan bahkan menuntut upah dari orang yang dilayani. Tetapi orang–orang yang seperti Elisa yang tetap taat pada kehendak Tuannya, walau ia punya andil bagi kesembuhan Naaman.
Kemudian kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Setelah sampai, tampillah ia ke depan Elisa dan berkata: “Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hambamu ini!” Tetapi Elisa menjawab: “Demi TUHAN yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan, sesungguhnya aku tidak akan menerima apa-apa.” Dan walaupun Naaman mendesaknya supaya menerima sesuatu, ia tetap menolak. – (2 Raja-raja 5:15-16)
Masih ada banyak orang di sekitar kita yang dipakai Tuhan menyampaikan pesan-pesanNya bagi anak-anakNya. Dia tetap peduli dan tidak pernah meninggalkan kita. Ciri mereka adalah task orinted, bukan money oriented. Mereka tidak peduli akan penampilan, ketenaran dan kekayaaan, mereka hanya fokus mengerjakan tugas pelayanan mereka. Seperti Yohanes Pembaptis mereka tidak perlu didukung pakaian mewah, hidup mewah, karena mata mereka tertuju kepada Kristus, bukan mencari hormat manusia apalagi menguras uang orang percaya.
Mulailah hidup benar, jauhi berhala-berhala (ketenaran, mamon, kenyamanan hidup) yang kita kejar melebihi kerinduan kita kepadaNya. Cari Tuhan dan kehendakNya, sehingga apapun yang kita hadapi Dia akan luputkan kita dari semuanya. Karena tanpa sadar kita lebih banyak berbicara tentang hal-hal duniawi itu daripada berbicara tentang Firman Tuhan dan kehendakNya. Mari berubah dan semakin berkenan kepadaNya. Terpujilah Tuhan yang setia kepada anak-anakNya.
Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya – (Ibrani 5:8)
Ketaatan tidak bisa diimpartasikan, hanya bisa dilatih lewat pelbagai penderitaan. Mari kita belajar mentaati Dia.
