Ladang, Taburan dan Penabur
Pengajaran tentang bermacam jenis ladang kita sudah dengar sejak di Sekolah Minggu. Sepertinya semua sudah kita mengerti, dan tidak ada sesuatu yang baru dari perumpamaan itu. Pengertian dari penafsiran bisa terbatas, tetapi pengungkapan dari pewahyuan tidak terbatas.
Benih yang jatuh di tepi jalan langsung di makan burung, orang yang tidak menjadikan hatinya seperti ladang tidak akan ada benih firman yang sempat tertanam, hanya numpang lewat.
Tanah yang tipis dengan lapisan batu di bawahnya membuat benih langsung bertumbuh tetapi langsung layu ketika panas terik. Lapisan batu menghalangi air terserap tanah, air yang jatuh menjadi genangan, sehingga subur sesaat. Ketika panas, air di permukaan langsung menguap dan benih yang sempat tumbuh langsung layu. Ini tipikal Kristen yang mendengar firman kemakmuran, kekayaan. Mereka tidak berakar, karena ada genangan air, tetapi sedikit ada masalah mereka langsung terkapar putus asa.