Siaran Radio Ev. Asen Suhendra

Tuhan melengkapi hidup kita dengan perasaan dan logika. Keduanya harus dipakai dengan baik, tanpa mengutamakan salah satu dan tidak peduli akan yang lain. Mengikuti perasaan saja akan membawa kita membuat keputusan-keputusan yang tidak tepat, serta melakukan banyak tindakan bodoh yang akan kita sesali kemudian. Hanya memakai logika semata membuat hidup kita jadi hambar, dan tidak […]

Hidup Musa ketika masih bayi terancam oleh Firaun, dan masa kecilnya terlepas dari kasih orangtua. Ketika dewasa ia melarikan diri dari Firaun yang akan menghukum dia. Pada saat panggilan dan penugasannya, ia kembali berhadapan dengan Firaun. Masa kecil yang kehilangan kasih sayang kedua orangtua kandungnya, tidak mematikan simpati dan kasihnya kepada penderitaan orang–orang sebangsanya. Ia […]

Kita sudah terlalu sering mendengar kalimat: di dunia tidak ada yang abadi, yang abadi hanya perubahan. Dan terlalu sering fokus perubahan yang kita inginkan adalah perubahan/jasmaniah, bukan perubahan di dalam (rohaniah). Dalam pernikahanpun untuk membuatnya berjalan dengan baik, setiap pribadi harus terus mengadakan adaptasi satu sama lain. Kejenuhan untuk terus beradaptasi menimbulkan banyak hubungan yang […]

Perayaan Natal lebih mudah menghias pohon pinus dengan berbagai ornamen, lampu kelap-kelip dan pernik, daripada menghias kehidupan dengan iman, perbuatan dan pikiran yang baik. Di Natal pertama dua ribu tahun lalu ada tujuh individu/kelompok manusia yang mendapat berita Natal. Dari respons mereka kita bisa banyak belajar agar Natal bukan hanya sekedar jadi perayaan agamawi, yang […]

Banyak diantara kita pernah mendengar tentang kata kairos dan kronos, dan banyak dari kita yang sudah tahu artinya. Tetapi manusia jasmaniah akan lebih mudah menghitung dan mengingat lamanya ia dalam kesulitan, permasalahan, pergumulan, kekurangan. Daripada menghitung waktu yang sudah berlalu tanpa ada kemajuan yang berarti dalam hal-hal rohani seperti pertumbuhan iman, ketaatan, kekariban dengan Tuhan.

Kita sudah sangat sering mendengar kotbah dan renungan tentang sikap mental instan. Tetapi sering kita tidak menyadari akibat dan efek domino dari mental instan dalam kehidupan rohani kita. Penolakan akan pengajaran dan tuntunan Tuhan, sikap tidak sabar dan tidak teuji akan mewarnai orang-orang yang bermental semua maunya serba instan.

Luka bathin sebagai sesuatu bentuk trauma di jiwa seringkali terjadi karena kebodohan, ekspektasi yang berlebihan dan ketidak-logisan persepsi kita terhadap Tuhan. Kurangnya pengenalan yang disebabkan oleh kurangnya pengertian akan Tuhan dan FirmanNya, membuat orang selalu melihat masalah hanya sebagai penghalang hidup nyaman. Ketidakmampuan untuk membedakan obsesi yang diindentikkan sebagai iman, dan berharap Tuhan akan menjadi […]

Ketika belum ada hukum Taurat, Nuh sudah bergaul dan berkenan kepada Tuhan. Hukum dan ritual agamawi apa yang dipakainya? Sekarang kita sudah punya kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, bukankah akan menjadi lebih mudah untuk kita bergaul dan berkenan kepada Tuhan? Tetapi mengapa malah ada yang semakin jauh dari bergaul, apalagi berkenan kepada Tuhan?