Sesat di Padang Gurun
Perumpamaan tentang gembala yang meninggalkan 99 ekor dombanya di padang gurun karena harus mencari seekor domba yang sesat selalu dikhotbahkan sebagai gambaran kasih Tuhan kepada umat-Nya. Padahal ada hal yang sering hilang dari perenungan bahwa hal itu terjadi di padang gurun, bukan di padang rumput.
Domba yang mestinya semakin tergantung kepada gembalanya jusru menjadi domba yang berani mengambil langkah untuk jauh dari gembalanya dan menghadapi buasnya alam sekitar yang tidak bersahabat. Bukankah hal yang sama terjadi pada orang percaya, di tengah tantangan dan rintangan perjalanan kehidupan, mereka bukan makin melekat kepada Gembala Agung jiwa mereka? Semangat survive dengan berbagai pertimbangan membuat mereka melangkah jauh, semakin mendekati kematian.
Tetapi ada kawanan besar domba yang tidak berani berjalan sendiri dan tetap menunggu gembalanya walau di padang gurun yang gersang.